Search here

Google

Kategori Artikel

Kamis, 11 Oktober 2007

awas pembiusan

Liputan6.com, Jakarta: Kejahatan dengan modus pembiusan seolah tidak dapat dihentikan. Dari waktu ke waktu para korban pembiusan berjatuhan. Sebaliknya hanya sedikit terdengar tentang penangkapan pelaku pembiusan. Mereka sulit dilacak dan diawasi.

Pelaku biasanya menggunakan makanan atau minuman sebagai media untuk membius korban. Aksi ini biasanya terjadi di stasiun, terminal, pelabuhan, dan bandara. Bahkan juga di hotel. Dengan kata lain, ruang gerak pembius semakin tak tersentuh tangan polisi.

Beragam jenis obat bius digunakan pelaku dalam melancarkan aksinya. Di antaranya benzodiazepin obat penenang seperti nipam, BK, mogadon. lexotan, dan CTM. Bahayanya, pelaku meracik semua obat secara tak terukur. Padahal bagi yang sering memakai saja masih membuat keliyengan apalagi yang belum sama sekali.

Kini pada musim mudik Lebaran, komplotan pembius tentu berkeliaran di sejumlah terminal dan stasiun mencari mangsa. Para pelaku biasanya menggunakan makanan atau minuman sebagai media pembiusan. Bahkan buah-buahan pun kini bisa dijadikan sarananya.

Pengalaman pahit beberapa tahun lalu menimpa Ferry masih terekam jelas dalam benaknya. Ketika itu, dia hendak menikmati liburan di Kota Bandung, Jawa Barat. Dia tidak menduga perkenalannya dengan seorang pemuda sesama penumpang bus justru menuai bencana.

Tutur kata manis dan kepiawaian pelaku membawa arah pembicaraan mampu melunturkan kecurigaan. Dalam suatu kesempatan, pelaku menawarkan bekal yang dibawanya. Dalam hitungan menit, Ferry pun langsung tertidur pulas. Ferry tak sadarkan diri hingga dua hari.

Ferry juga baru menyadari bila dia ternyata ditemukan orang dan membawanya kembali ke Jakarta. Barang-barang di dalam tas raib tidak berbekas, termasuk berkas hasil kerja Ferry yang rencananya akan dia sempurnakan dan serahkan kepada bos pada keesokan harinya.

Kejadian serupa menimpa Ahmad Sahal. Pelajar ini harus dirawat di rumah sakit setelah sekitar pukul 01.00 WIB malam ditemukan tergeletak di pinggir jalan di kawasan Cawang, Jakarta Timur. Beruntung, ada sopir yang berbaik hati dan membawanya ke rumah sakit.

Warga Blok M, Jakarta Selatan yang akan mudik ke Lampung juga menjadi korban pembiusan. Korban yang masih dalam kondisi setengah sadar langsung dilarikan ke rumah sakit. Saat ditemukan, pemuda ini tengah tergeletak di Terminal Merak, Banten.

Hasil pemeriksaan tim medis korban dibius dengan dosis tinggi sehingga pingsan cukup lama. Tak berbeda dengan korban lain, seluruh uang dan barang bawaan korban raib tak bersisa.

Berikut ini adalah tips agar tidak menjadi korban pembiusan. Sambut ajakan berbicara penumpang yang baru dikenal seperlunya. Tolak dengan halus makanan dan minuman yang ditawarkan. Ada baiknya membawa bekal sendiri. Lakukan perjalanan dengan teman dan pertimbangkan jam perjalanan.

Dengan meningkatkan kewaspadaan, besar harapan merayakan hari kemenangan bersama keluarga di kampung halaman setelah sebulan penuh berpuasa. Selain itu oleh-oleh dan harta benda pun tidak berpindah tangan ke penjahat.(JUM/Winny Arnold dan Kurnia Supriyatna)

Tidak ada komentar: